Seo Joo Hyun >.<
Senin, 09 Desember 2013
Minggu, 08 Desember 2013
Girls' Generation - Into The New Word
Into The New Word atau biasa kita singkat ITNW adalah lagu pertama Girls' Generation (SNSD) debut. MVnya yang satu ini adalah favorite saya, jadi hari ini saya akan memposkannya.
Semoga kalian menyukainya :)
Sabtu, 07 Desember 2013
Hantu Yuhiko dan Kelas Paling Berdarah di Dunia
Pada awalnya, jika
waktu itu mereka tidak melakukannya dan jika waktu dapat diputar kembali lagi,
mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Kejadian yang mungkin menurutmu
biasa-biasa saja, tapi jika kamu menganggap hal ini hal biasa. Kamu akan mati.
Kalian pasti penasaran dengan apa yang terjadi waktu itu.
Jadi, akan kuceritakan awal kematiannya Yuhiko.
Yuhiko adalah murid yang masih duduk
di kelas 8 SMP. Yuhiko memang menderita kanker otak, yang membuatnya berumur
pendek, namun penyebab kematiannya adalah dari teman-temannya sendiri. Mereka
memang tidak membunuh Yuhiko, tetapi mereka mengkhianatinya. Sehingga, Yuhiko
merasa kecewa dengan sikap teman-temannya, padahal selama ini Yuhiko selalu
mempercayai teman-temannya.
Pada tanggal 5 Desember
2008, kejadian itu terjadi.
“Yuhiko, tolong kerjakan peerku!” perintah salah seorang
temannya. Namanya Rika.
“Ba
… baik …” jawabnya lesu. Saat dia hendak mengambil buku Rika, ternyata dia
salah mengambil. Yang seharusnya buku IPA, dia malah mengambil buku IPS.
“Ih
… kamu itu gimana, sih?! Peernya itu ada di buku IPA, bukan IPS!” teriak Rika
sambil mengambil paksa buku IPS miliknya, kemudian melemparkan buku IPAnya
kepada Yuhiko.
“…”
Yuhiko hanya terdiam dengan wajah yang mengkerut. Dia tidak bisa melawan,
karena jika melawan, masalah akan menjadi besar.
“Yuhiko
… aku juga, ya!” kata seseorang sambil memberikan buku IPAnya kepada Yuhiko
dengan kasar. Namanya adalah Kiki, adik kembar Rika dan juga teman Yuhiko.
Kemudian, teman-teman yang lainnya juga minta di buatkan peer. Sehingga, Yuhiko
menjadi kualahan. Tapi, apa boleh buat, jika melawan, dia akan diancam oleh
teman-temannya.
Tampak
terlihat buku menumpuk di mejanya. Dia mengerjakannya sendiri, dan harus
selesai ketika waktu istirahat selesai.
“Yuhiko,
tolong gambarin, dong!” pinta Kiki.
“Maaf,
aku gak bisa. Aku harus ngerjain peer-peer ini dulu,” jawab Yuhiko dengan wajah
panik. Kiki merasa kesal dengan jawaban Yuhiko.
“Ah,
bilang aja kamu enggak mau bikinkan!” balas Kiki dengan nada tinggi. Dia lalu menjatuhkan
buku-buku yang ada di meja Yuhiko, sehingga menjadi berantakkan di lantai. Belum
puas membuat berantakkan, Kiki lalu menjambak rambut Yuhiko yang panjang dengan
kasar. Yuhikopun merasa kesakitan.
“Aww
…, Kiki, maafkan aku …” pinta Yuhiko sambil menahan rasa sakit. Kiki
menghiraukannya. Dia kemudian mengambil sebuah gunting yang berada tak jauh
darinya. Kemudian, dia berniat akan memotong rambut Yuhiko.
“Ki
… kiki, jangan! Jangan!” pinta Yuhiko lagi sambil menangis. Kiki tidak perduli,
lalu dia mulai memotong rambut Yuhiko. Rambut Yuhiko awalnya sepinggang,
setelah dipotong, kini rambutnya hanya mencapai leher.
“Rambutmu
kepanjangan, tuh! Makanya aku potong,” kata Kiki, kemudian diiringi tawa
teman-temannya.
Yuhiko
hanya bisa pasrah sambil terus menangis. Dia mengambil rambutnya yang telah
terpotong, lalu menggenggam erat rambutnya. Dia kesal, tapi dia bingung harus melakukan
apa, karena tak ada satu teman pun yang membelanya.
“Dasar
cengeng!” sahut seorang gadis perempuan yang sangat dia kenali. Dialah Hima,
sahabat Yuhiko yang mengkhianatinya. Hima adalah sosok yang sangat dia kagumi,
namun kini Hima mengkhianatinya. Entah apa salah Yuhiko. Semua seperti ingin menyingkirkan
Yuhiko dari Dunia ini.
“Ka
… kalian …” ucap Yuhiko sambil menundukkan kepalanya. Tangannya bergemetaran
dengan wajah pucat dan berkeringat.
“Hah?
Apa? Jadi, kamu mau melawan?!” kata Hima, lalu dia mengambil rambut Yuhiko yang
telah terpotong dan membuangnya ke tong sampah. Tawa teman-temannya semakin
keras. Mereka tampak senang melihat Yuhiko dibuli oleh sahabatnya sendiri, Hima.
“Hentikan!
Hentikan!!” teriak Yuhiko, membuat semuanya berhenti tertawa. “Kalian semua ternyata
memang tidak tulus berteman denganku!” teriaknya lagi. “Aku bodoh,
sampai-sampai percaya pada kalian!” tambahnya. “Seandainya kalian tahu, bahwa
hari ini adalah hari terakhirku hidup! Nyawaku hanya tinggal beberapa detik
saja!”
“Oh,
ya?” tanya Hima menyindir. Kembali semuanya tertawa.
“Benar.
Karena ini hari terakhirku, aku ingin mendengar kalian semua meminta maaf padaku.
Sebelum semuanya terlambat!” perintah Yuhiko. Tapi, teman-temannya mengira
bahwa ini hal biasa, saat seseorang marah dan mengancam. Karena itu, mereka
hanya menghiraukan perkataan Yuhiko.
“Jika
kalian tidak mengatakannya. Akan kubuat kelas ini menjadi kelas paling berdarah
di Dunia. Dan jika kalian menganggap hal ini biasa, kalian tidak akan pernah
lolos dariku!” teriak Yuhiko dengan wajah serius. Tapi, tidak ada satupun yang
perduli. Mereka tidak berpikir, bahwa perkataan Yuhiko tadi adalah kutukan.
1
… 2 … 3 …. Yuhiko jatuh tidak sadarkan diri di lantai. Semua teman-temannya memeriksa
keadaan Yuhiko. Saat Hima menekan urat nadi Yuhiko, yang ada hanya getaran
tubuhnya sendiri. Dan dia tidak merasakan getaran urat nadi Yuhiko.
“Yu
… Yuhiko …?” ucap Hima dengan wajah panik. Tangannya bergemetar, dan
perlahan-lahan wajahnya memucat.
“Ada
apa ini?” tanya seseorang mengagetkan mereka semua. Mereka menoleh, dan
ternyata dia adalah Ibu Rikao, wali kelas mereka. Semua tampak menutup-nutupi
keadaan Yuhiko yang sudah tidak bernyawa lagi. Tapi, bu Rikao sudah mengetahui
semuanya. Dia ternyata, diam-diam mendengar semua percakapan Yuhiko dengan
teman-temannya dari luar kelas.
“Jawab
yang jujur! Ibu sudah tahu semuanya! Dan ibu tidak akan tanggung jawab!” teriak
bu Rikao, lalu meninggalkan semua muridnya, namun tiba-tiba bu Rikao
terpeleset. Kepalanya mengalir begitu banyak darah, akibat terbentur dengan
lantai yang keras. Bu Rikao pun tewas karena di kepala kekurangan banyak darah.
“Bu
Rikao!” jerit Hima dan yang lainnya. Mereka tidak percaya, bu Rikao akan pergi
menyusul Yuhiko, 20 detik kemudian setelah Yuhiko meninggal.
Semua
murid masuk ke dalam kelas dengan perasaan cemas. Mereka takut akan terjadi
sesuatu lagi yang mengerikan. Tiba-tiba, papan tulis di kelas mereka, tertulis
kata yang tulisannya itu dari darah.
“Kalian
semua akan merasakan apa yang kurasakan. Aku tidak perduli, kalian bersalah
atau tidak bersalah padaku. Tapi, ini semua berawal dari kalian. Dan kalian,
tidak akan pernah lolos dariku!” itulah yang ditulis di papan tulis kelas
mereka. Seketika, buluk kuduk mereka berdiri.
“A
… apa ini … kutukan?” ucap Hima gagap. Wajahnya pucat dengan keringat dingin
mengalir perlahan-lahan membasahi bajunya. Tidak hanya Hima, tapi semua murid
yang berada di dalam kelas itu.
Wussh
…!
Tiba-tiba
arwah Yuhiko datang di belakang mereka. Arwah Yuhiko berwujud menakutkan,
dengan rambut yang panjang hingga mencapai mata kaki. Wajahnya penuh goresan
dan darah. Dan kakinya tidak menapak.
“Waaa
…!” jerit semuanya. Mereka mencoba keluar dari kelas, namun terlambat, pintu
telah tertutup dengan sendirinya. Sehingga, mereka tidak lagi bisa keluar dari
kelas itu.
Hima
berada paling depan di hadapan Yuhiko. Yuhiko berjalan perlahan-lahan menghampirinya.
“Yu
… Yuhiko …. Ma … maafkan … aku …” pinta Hima, tetapi Yuhiko tidak lagi mau
mempercayainya.
“Aaa
…!” teriak Hima merasakan sakit, lalu dia tumbang dan terjatuh ke lantai. Mulutnya
mengeluarkan darah yang banyak. Diapun tewas seketika.
Setelah
Hima, selanjutnya Kiki, lalu Rika, dan seterusnya. Hingga tersisa satu
temannya, yaitu Nina, yang juga sahabatnya. Nina memang tidak berkhianat, tapi
dia tidak pernah menolong Yuhiko. Mungkin, dikarenakan dia takut dibuli juga.
“Nina,
tolong beri tahu suatu hal. Sebarkan semua kejadian yang terjadi hari ini,
beritahukan pada Dunia. Jika ada seseorang yang masuk ke kelas ini, dan
menganggap hal ini hal biasa, mereka akan mati,” kata Yuhiko, yang kini telah
menjadi hantu.
“
Ba … baik …” jawab Nina gagap. Kemudian, Yuhiko menghilang dan pintu kelas
terbuka. Dia cepat-cepat keluar dari kelas itu. Dia memberitahukan kepada
Kepala Sekolah. Tapi, Kepala Sekolah itu tidak percaya. Dia atau Kisume, Kepala
Sekolah kelas itu, bersama rekannya masuk ke dalam kelas yang dimaksud Nina.
Di
dalam kelas, sungguh mencekam, banyak murid yang tewas tergeletak di lantai,
dan darah dimana-mana. Di luar kelas, sebelum mereka masuk ke dalamnya, mereka
mendapati bu Rikao yang telah tak bernyawa. Mr. Kisume dan rekannya menjadi
percaya, tapi saat hendak keluar kelas, pintu tertutup dengan sendirinya. Lalu,
dibelakang mereka terlihat sosok hantu Yuhiko.
“Aaaa
…!” jerit Mr. Kisume dan rekan-rekannya. Mereka tumbang dan jatuh tergeletak di
lantai dengan darah mengalir dari mulutnya. Mereka pun tewas.
Setelah
tewasnya Mr. Kisuke dan rekannya, kelas itu ditutup rapat dengan garis polisi
agar semua orang tidak ada yang berani masuk.
Waktu terus berjalan, kini sudah 5 tahun berlalu dari kejadian yang mengerikan itu. Namun, arwah Yuhiko masih ada di dalam kelas itu. Nina yang selamat dari kejadian 5 tahun yang lalu, terus memperingati orang-orang agar tidak masuk ke dalam kelas itu dan jangan menganggap kejadian itu hal biasa. Kini kelas itu diberi nama “Kelas paling berdarah di Dunia”.
Langganan:
Postingan (Atom)